NuansaJambi – Polemik dugaan pungutan liar (pungli) mencuat di SMA Negeri 5 Kota Jambi usai sejumlah wali murid mengeluhkan adanya permintaan sumbangan sukarela saat proses daftar ulang. Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kota Jambi, M. Salim, angkat bicara menanggapi isu yang berkembang.
Salim membenarkan bahwa memang ada permintaan sumbangan, namun dirinya menegaskan bahwa hal itu bukan kebijakan dari pihak sekolah. “Itu sukarela dari wali murid sendiri, bukan dari kita yang mematok nilai segitu,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa inisiatif itu berasal dari siswa yang tergabung dalam kepanitiaan OSIS dan tidak ada ketentuan nominal yang harus diberikan. “Terkait pungutan yang dikutip itu adalah inisiasi dari siswa sendiri dan tidak ditentukan nilai nominalnya,” tegas Salim.
Namun, sejumlah wali murid menilai praktik tersebut tetap mengarah pada pungli terselubung dan menciptakan rasa tidak nyaman. Salah satunya, Iis (37 tahun), orangtua siswa baru, mengaku diminta mengisi formulir sumbangan sukarela oleh panitia OSIS setelah proses daftar ulang selesai.
Baca Juga:
SMA 5 Kota Jambi Diduga Pungli Berkedok Sumbangan Pada Penerimaan Siswa Baru
“Anak-anak panitia OSIS menyodorkan selembar kertas untuk diisi sumbangan sukarela kepada saya. Ya, dengan terpaksa saya berikanlah sumbangan. Menurut saya, ini sangat tidak baik karena anak-anak saja sudah mulai diajarkan melakukan pungli. Memang sukarela, tapi ini kan tetap arahnya minta duit,” kata Iis.
Ia pun menyoroti potensi dana yang terkumpul tanpa kejelasan pengelolaan. “Coba bayangkan, kalau orangtua murid rata-rata memberikan Rp25.000 dikali 400 orang, itu sudah terkumpul Rp10 juta. Cukup besar itu nominalnya,” lanjutnya.
Keluhan senada disampaikan SK (46), wali murid lainnya. Ia meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi untuk turun tangan. “Pihak Disdik Provinsi Jambi harus tanggap dan cepat bereaksi untuk melarang modus-modus seperti ini,” ujarnya.
TR, seorang ibu wali murid lainnya, juga merasa keberatan. “Mau nolak nggak enak, ya. Jika diikutin juga tidak pas karena anak-anak sudah melakukan cara seperti itu. Saya minta kepada pihak sekolah agar tidak mengizinkan hal seperti ini lagi,” ungkapnya. (Mex/red)