NuansaJambi – Tak banyak yang menyangka, dari ratusan peserta seleksi calon anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, terselip satu nama putra terbaik asal Provinsi Jambi. Ia adalah Cikmas Hadi Salasa, sosok sederhana namun penuh dedikasi yang kini menapaki babak baru dalam perjalanan panjang pengabdiannya bagi dunia ketenagakerjaan.
Lahir di Jambi pada 30 Oktober 1965, Cikmas telah lebih dari separuh hidupnya diabdikan untuk pekerja, mereka yang setiap hari menjadi tulang punggung keluarga dan roda penggerak ekonomi bangsa. Sejak diangkat sebagai CPNS Depnaker RI pada BLK Jambi tahun 1987, langkahnya selalu berpijak pada satu tekad: melindungi dan memperjuangkan hak-hak tenaga kerja.
Kini, di usianya yang memasuki masa purna tugas, kesempatan besar datang menghampiri. Ia dinyatakan lolos seleksi administrasi calon anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dari unsur tokoh masyarakat, sebuah posisi strategis yang mengemban tanggung jawab besar dalam memastikan lembaga tersebut bekerja efektif, transparan, dan berpihak pada kesejahteraan pekerja.
“Bagi saya, BPJS Ketenagakerjaan bukan sekadar institusi, tetapi bentuk nyata kepedulian negara terhadap pekerja dan keluarganya,” tutur Cikmas dengan nada tenang namun penuh keyakinan. “Saya ingin berkontribusi agar lembaga ini semakin kuat dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial bagi seluruh pekerja Indonesia.”
Dengan pengalaman 20 tahun sebagai Pengawas Ketenagakerjaan, Cikmas paham betul betapa pentingnya peran jaminan sosial dalam menghadirkan rasa aman bagi para pekerja. Ia tak ingin sekadar menjadi bagian dari sistem, melainkan menjadi penggerak perubahan dari dalam.
Motivasinya sederhana, namun tulus: memastikan BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat tanpa membedakan status, latar belakang, atau jenis pekerjaan. “Baik pekerja formal maupun informal, semuanya berhak mendapatkan perlindungan yang layak,” ujarnya.
Cikmas percaya bahwa pengawasan yang kuat dan kepemimpinan yang berintegritas akan membawa perubahan nyata. Ia ingin menjadi jembatan antara lembaga dan masyarakat, antara kebijakan dan kenyataan di lapangan.
“Ini bukan tentang jabatan,” katanya pelan, “tapi tentang kesempatan untuk terus berbuat, bahkan di penghujung masa pengabdian saya.”
Dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan mudah bergaul, Cikmas juga tak lupa meminta doa dan dukungan dari masyarakat Jambi agar ia dapat melalui tahapan seleksi berikutnya dengan lancar. “Insya Allah, dengan doa dan restu dari masyarakat Jambi, saya siap memberikan yang terbaik,” ucapnya penuh harap.
Perjalanan panjang Cikmas di dunia ketenagakerjaan memang layak diapresiasi. Dari mulai memimpin Balai Latihan Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, hingga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan, Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Produktivitas, ia selalu menempatkan kepentingan pekerja di garis terdepan.
Kini, menjelang purna tugas pada 1 November 2025, langkahnya menuju panggung nasional menjadi bukti bahwa dedikasi dan pengabdian tak pernah mengenal batas usia. Dari Jambi, ia membawa semangat untuk berbuat lebih besar bukan hanya untuk daerah, tapi untuk Indonesia. (SW)
 
			 
		    






 
							


