Keluhan Orang Tua Soal Catering di SMA Titian Teras Jambi Diduga Ada Persaingan Bisnis

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata (tengah) bersama Kadisdik Provinsi Jambi, Syamsurizal (Kanan) saat mengunjungi SMA Titian Teras Jambi. Senin (18/11) siang.

NuansaJambi – Beberapa orang tua siswa SMA Titian Teras Jambi baru-baru ini menyampaikan keluhan terkait kualitas catering yang disediakan di sekolah tersebut. Keluhan utama mereka menyangkut porsi makanan yang dianggap kurang, serta menu yang tidak sesuai dengan yang biasa mereka sajikan di rumah. Terkait hal ini, Kepala Sekolah SMA Titian Teras Jambi, Karmana, menjelaskan bahwa permasalahan ini sebenarnya melibatkan sebagian kecil orang tua dan sudah ditindaklanjuti dengan pihak catering.

Karmana menyebutkan bahwa pihak sekolah sempat berdiskusi dengan sejumlah sekolah berasrama lain di Indonesia, dan ditemukan bahwa rata-rata biaya catering di sekolah-sekolah tersebut berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per hari untuk tiga kali makan. Sementara di SMA Titian Teras, biaya catering yang ditetapkan hanya Rp 30.000 per hari, yang menurutnya cukup rendah.

“Masalah catering ini sebenarnya agak malu kami sampaikan, hanya Rp.30 ribu sehari untuk tiga kali makan. Kami sudah berdiskusi dengan forum sekolah-sekolah berasrama di Indonesia, termasuk Taruna Nusantara, dan mereka rata-rata sudah Rp.60 ribu sampai Rp.70 ribu per hari,” ujar Karmana, Senin (18/11) saat kunjungan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Ivan Wirata ke SMA Titian Teras Jambi.

Meskipun demikian, Karmana menegaskan bahwa keluhan ini tidak mencerminkan suara mayoritas orang tua siswa, melainkan hanya sebagian kecil saja. Pihak sekolah sudah melakukan evaluasi dan berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas catering, termasuk mengganti wadah makanan dari plastik menjadi stainless steel, serta memastikan keberlanjutan kualitas dan keamanan makanan.

Namun, Karmana juga mencurigai bahwa keluhan tersebut mungkin dipengaruhi oleh persaingan bisnis, mengingat ada beberapa pihak yang mencoba menawarkan layanan catering pengganti.

“Kami menduga ini ada persaingan bisnis karena ada yang menyodorkan nama catering tertentu untuk menggantikan pihak catering kami. Tentu kami tidak bisa langsung mengakomodir begitu saja karena kami sudah memiliki perjanjian,” kata Karmana.

Karmana menjelaskan bahwa pihak catering yang dipilih sudah memenuhi standar keamanan dan kesehatan, termasuk adanya penyelia halal-haram, ahli gizi yang memastikan kecukupan kalori, dan pengawasan hukum.

“Kami jamin sudah sesuai, karena sebagai sekolah berasrama, kami sangat mengutamakan kesehatan siswa. Alhamdulillah, selama saya menjadi kepala sekolah dua tahun terakhir, tidak ada siswa yang sakit karena makanan yang kami sediakan,” tambahnya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata bersama Kadisdik Provinsi Jambi, Syamsurizal saat mencicipi menu makan siang dari catering SMA Titian Teras Jambi. Senin (18/11) siang.

Terkait masalah ini, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, menyatakan bahwa pihaknya siap mengaudit jika memang terdapat masalah dalam penyediaan catering.

“Saya sudah berkomunikasi dengan kepala dinas dan kepala sekolah. Mereka siap diaudit kalau ada masalah. Jika ada kekhilafan, tentu ini harus kita benahi bersama,” kata Ivan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Syamsurizal, mengungkapkan bahwa tidak ada intervensi dari pemerintah provinsi terkait pengelolaan catering di sekolah-sekolah, termasuk SMA Titian Teras.

“Kami tidak mengintervensi soal makanan catering. Semua itu diatur oleh kepala sekolah masing-masing. Tugas saya juga tidak hanya mengurusi SMA Titian Teras, tapi ada 400 sekolah SMA/SMK lainnya di Jambi,” kata Syamsurizal.

Syamsurizal juga menambahkan bahwa apabila ada nanti makan siang gratis dari program Pemerintah Pusat ya, maka pihak sekolah dapat memutuskan untuk meningkatkan kualitas makanan atau menurunkan biaya makan per siswa.

“Saya sudah sampaikan kepada kepala sekolah, kalau ada nanti SMA Titian Teras mendapatkan makan siang gratis, tingkatkan kualitasnya atau turunkan saja biaya makan,” tutupnya. (Sanca Wijaya)