Nuansa Jambi – Kementerian Pertanian RI melalui Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPSDMP), Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr membuka dan memberi materi pada Training Of Trainers peningkatan ekspor komoditas pertanian yang diikuti ribuan peserta baik offline dan online di seluruh Indonesia, Bertempat di kantor Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Muaro Jambi, Selasa (29/08/23).
Menteri Pertanian RI, Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H dalam sambutan virtualny mengatakan, dalam pengembangan ekspor komoditi – komoditi juga harus didukung Perilaku petani harus bisa menyesuaikan dengan kondisi-kondisi baru.
” kita harus bisa percaya bahwa pertanian adalah kekuatan yang selama ini menopang Indonesia bisa Merdeka, bukan hanya dengan senjata saja, kita Merdeka juga karena ketersediaan pangan,” ujarnya
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan Training Of Trainers (TOT) ini sangat menjadi penting mencermati apa yang ada saat ini dan yakin kedepan saat Pelemahan ekonomi dunia kita bisa menghadapi.
“Pelemahan likuiditas beberapa negara-negara yang maju kemarin termasuk Cina, kalau begitu besok bisa bisa hilirisasi dan yang bisa diekspor mungkin bukan nikel, bukan mungkin otomotif, bukan mungkin alat elektrik dan berbagai hal yang bisa diekspor, tetapi semua negara membutuhkan adalah pertanian. Tentu trainer lah menjadi kekuatan Oleh karena itu saya berharap semua teman-teman di BPPSDM termasuk para dosen dan guru yang mengikuti, kita tidak mau training by training jalan begitu saja tetapi implementasinya tidak bergerak, tentu ukuran dari hasil TOT dan berbagai pelatihan yang sudah jutaan jumlahnya itu termasuk di lapangan Seperti apa, makin bagus enggak, akselerasi juga makin Cepat enggak, makin bermuara kepada hadirnya ekspor yang lebih baik tidak di kabupaten di Indonesia, tidak hanya ada provinsi di Indonesia.” Jelasnya
Sementara itu, Kepala Badan PPSDMP Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr mengatakan sampai saat ini Ekspor Indonesia masih mengandalkan komoditas yang unggul secara kooperatif, namun demikian kedepan kita tidak mungkin mengharapkan keunggulan komparatif saja, tapi kita harus juga unggul kompetitif.
“Oleh karena itu saudara-saudara sekalian hari ini kita lakukan training untuk para Widyaiswara untuk kepada dosen antara guru dan para pelatih, agar mereka nanti membimbing menyampaikan kepada para petani dan praktisi pertanian, agar teman-teman praktisi itu maksudnya meningkatkan keunggulan kompetitif,” ujarny

Lanjutnya, jika ekspor sekarang didominasi oleh komunitas perkebunan, kedepan akan didominasi oleh pertanian dan juga disaat yang sama tentu saja ini akan mengejutkan pendapatan petani.
“Kalau ekspor berarti kan duitnya gede dan Ini juga masih akan mendorong peningkatan kesejahteraan petani, itu tujuan pembangunan pertanian nasional. Saya berharap dengan kemampuan kapabilitas keterampilan pengalaman para penyuluh meningkat terus, Sehingga para petani pun kapasitasnya meningkat, keterampilannya meningkat, pengalamannya meningkat, sehingga produktivitas yang kita ciptakan juga meningkat kualitas bisa diperbaiki dan yang tidak kalah penting HPP bisa ditekan, alias kita bisa lakukan efisiensi.” Pungkasnya. (SW)