Nuansa Jambi – Beberapa waktu lalu, sebuah website menarasikan bahwa Universitas Muhammadiyah (UM) Jambi tengah berada “di ujung tanduk” karena jumlah penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang disebut-sebut menurun drastis. Namun, setelah ditelusuri lebih dalam, fakta yang ditemukan justru sangat berbeda. Tim Humas UM Jambi turun langsung mengecek kebenaran isu ini ke bagian Admisi dan Promosi, dan hasilnya menampik klaim tersebut.
Tim Admisi UM Jambi mengakui, jika hanya melihat data sepotong dari tahun-tahun sebelumnya, memang ada masa sulit yang sempat dilalui. Penurunan jumlah mahasiswa baru benar adanya pada periode tertentu, namun itu hanyalah bagian dari perjalanan panjang. Ibarat sebuah novel, data yang ditampilkan hanya sampai bab pertengahan tanpa menunggu akhir cerita. Padahal, babak final pada tahun 2024 justru menunjukkan kebangkitan luar biasa.
Menurut data resmi yang telah dilaporkan ke Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, UM Jambi berhasil melakukan “comeback” yang mengejutkan. Tahun 2024 mencatat lonjakan penerimaan mahasiswa baru lebih dari 43% dibanding tahun sebelumnya. Data ini bukan sementara, melainkan data final, sekaligus menjadi bukti sahih bahwa kerja keras civitas akademika telah berbuah manis dan kepercayaan publik terhadap UM Jambi semakin meningkat.
Dari Penurunan ke Lonjakan
Perjalanan panjang UM Jambi dalam menghadapi fluktuasi jumlah mahasiswa baru memang penuh tantangan. Tim Admisi menjelaskan, periode penurunan dimulai pada tahun 2020 dengan koreksi sekitar 17%. Situasi semakin berat pada tahun 2021, di mana kontraksi mencapai lebih dari 23% — titik terendah sepanjang sejarah penerimaan.
Namun, memasuki tahun 2022, laju penurunan mulai melambat ke kisaran 18%. Upaya stabilisasi yang dilakukan Rektor baru sejak 2023 berbuah hasil signifikan. Tren negatif berhasil ditekan drastis, dengan penurunan hanya tinggal kurang dari 2%. Inilah tanda bahwa fase kontraksi resmi berakhir.
Puncak kebangkitan terjadi pada tahun 2024. Bukan hanya berhasil pulih, UM Jambi justru melesat dengan peningkatan penerimaan mahasiswa baru lebih dari 43%. Fakta ini menjadi bukti nyata bahwa UM Jambi mampu bangkit dari masa sulit dan kini tengah menuju fase pertumbuhan yang lebih optimistis.
Data PDDIKTI Bukan Tolak Ukur Tunggal
Lalu, mengapa masih ada narasi “penurunan” yang beredar? Tim Admisi memberi penjelasan. Dugaan kuat, data yang digunakan website tersebut bersumber dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Padahal, portal publik itu memiliki jeda waktu dan proses pelaporan bertahap. Sehingga, beberapa program studi terlihat kosong padahal sudah memiliki mahasiswa aktif.
“Kosong di sana bukan berarti tidak ada mahasiswanya,” ujar salah satu staf admisi. Ia mencontohkan, program studi seperti Hukum Bisnis, Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Anestesiologi, hingga Magister Ekonomi Pembangunan sebenarnya sudah terisi. Mahasiswa mereka sudah terdaftar di sistem internal UM Jambi, hanya saja proses sinkronisasi ke pusat membutuhkan waktu.
Rata-rata penerimaan mahasiswa baru UM Jambi saat ini tercatat di angka 453 orang per tahun. Data tersebut rutin dilaporkan ke Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, sehingga validitasnya terjamin.
Optimisme ke Depan
Dengan capaian positif tahun 2024, UM Jambi menegaskan bahwa mereka tidak berada “di ujung tanduk” seperti diberitakan, melainkan sedang berada pada jalur pertumbuhan yang semakin solid. Momentum kebangkitan ini diharapkan menjadi motivasi bagi seluruh civitas akademika untuk terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan daya saing universitas.
UM Jambi kini memandang masa depan dengan penuh optimisme. Tantangan boleh datang silih berganti, namun kerja keras, strategi yang tepat, dan dukungan publik terbukti mampu mengubah ancaman menjadi peluang. Tahun 2024 adalah buktinya: UM Jambi bukan hanya bertahan, tetapi juga melesat maju.