Nuansajambi.com- Dana Alokasi Umum(DAU) merupakan sejumlah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat kepada masing-masing daerah otonom yang terdiri dari Provinsi, Kabupaten atau Kota di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun yang digunakan sebagai dana pembangunan.
Dana Alokasi Umum ini adalah salah satu bagian belanja untuk daerah otonom dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) dan menjadi bagian dari pendapatan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ).
Dana yang bersumber dari APBN ini memiliki tujuan sebagai pemerataan kemampuan keuangan masing-masing daerah untuk mendanai kebutuhan daerah tersebut dalam rangka menerapkan desentralisasi.
Bicara dan DAU untuk Kabupaten Batanghari terjadi pemotongan lagi. Artinya Batanghari kembali penyesuaian belanja. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Muhammad Fadhil Arief pada acara Musrenbang RKPD Kabupaten Batanghari Tahun 2023 yang berlangsung di Gedung Pemuda Muara Bulian, pada Kamis (10/3/2022).
” Berdasarkan ketuk palu, kita dapat informasi dikurangkan. Sehingga kita diminta untuk melakukan penyesuaian hasil evaluasi dari Provinsi Jambi,” katanya.
Fadil Arief menuturkan, pada terjadi penyesuaian pasti akan yang di korbankan, dudahulukan, dan pasti ada di kebelakangkan.
” Dan ini juga harus di fahami oleh tim 6. Saya yakin tim 6 sama dengan berpikir dengan saya saat jadi tim 6, yang mana harus ngotot bagaimana ditempat harus masuk pembangunan. ” sebutnya.
Lanjut suami Zulva itu, dirinya juga sepakat semua pembangunan harus di masukkan. Hanya saja tinggal siapa saja yang dudahulukan. Karena tidak mungkin membangun bersamaan.
” Kita tidak boleh ego dengan diri kita, dan kita harus berbesar hati. Mana pembangunan yang lebih besar manfaatnya dilingkungan sekitar kita, ” pungkasnya.
Kemudian berangkat dari situ, tambah Fadhil Arief, Kabupaten Batanghari sebagian besar penduduknya merupakan petani. Dengan komunitas berbeda-beda.
” Ada penurunan produksi, baik bentuk padi maupun karet. Tapi untuk sawit naik dalam jumlah agregat. Tapi yang kita inginkan, bagaimana hasil dari maksimalnya petani mengelola kebun sawit,” harapnya.
Menurut Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief, saat ini rata-rata produksi kebun sawit di Batanghari perhektare/ perbulan itu hanya 350 kilogram. Hal ini berdasarkan data dari Dinas Perkebunan.
” Ini jauh dari ideal, idealnya harus bisa 3 ton perbulan,” katanya.
Adapun penyebabnya, adalah petani yang tidak cukup faham , dan tidak cukup berdaya untuk memila mana bibit yang bagus mana bibit yang tidak bagus. Selian itu, petani juga tidak cukup berdaya untuk merawat kebun itu sendiri.
” Untuk kita sudah siapkan Penyuluhan Tangguh untuk bisa mengembangkan pengetahuan petani disetiap desa,” ujarnya.
(Redaksi)